Celana jeans dapat dikatakan sebagai celana yang tidak lekang oleh waktu dan selalu eksis. Celana yang dapat digunakan baik perempuan maupun laki-laki ini banyak digunakan oleh masyarakat dunia. Hingga hari ini pun celana ini masih menjadi favorit banyak orang mulai dari kalangan muda hingga kalangan orang tua. Selain celana jeans, kain jeans pun dapat dikreasikan menjadi berbagai model lain seperti jaket, rok, baju, tas, hingga topi. Popularitas jeans tidak perlu diragukan lagi. Alasan orang memilih menggunakan jeans adalah karena bahannya yang tidak mudah rusak dan tahan lama, selain itu penggunaan celana jeans sangat cocok di segala kondisi.
Sejarah Jeans
Denim pada awalnya adalah bahan yang berasal dari sebuah kota di Prancis yaitu Nimes. Awalnya bahan ini disebut Serge de Nimes yang kemudian disingkat menjadi denim (de nimes). Kain ini pertama kali dibuat tahun 1560-an di kota Genoa, Italia. Masyarakat Prancis pada saat itu menamai celana denim buatan Genoa dengan sebutan genes (celana dari Genoa) sehingga pada akhirnya kain ini disebut dengan kain jeans. Jeans yang awalnya berasal dari Benua Eropa ini lama-kelamaan dipopulerkan hingga ke Benua Amerika.
Seorang pria bernama Levi Strauss yang berasal dari Jerman, pada tahun 1847 pergi menuju San Fransisco dengan membawa potongan tekstil atau potongan denim yang akan ia jual. Saat itu ia masih berumur 20 tahun. Potongan tekstil tersebut ia jual kepada para penambang emas. Pekerjaan tambang emas menjadi salah satu pekerjaan yang mainstream di Amerika Serikat sehingga para pekerja memerlukan celana yang tidak mudah robek. Istri para penambang agaknya cukup jengkel dengan celana yang pada waktu itu sangat mudah robek sehingga harus mencari tukang jahit yang mampu membuatkan celana dengan kain yang tahan dan lebih kuat serta tidak mudah robek. Penjahit yang didatangi adalah Jacob Davis. Jacob Davis membuat celana dari kain yang dijual oleh Levi Strauss karena Jacob berlangganan membeli kain kepada Levi.
Jacob mulai berkreasi dengan memperkuat daya tahan kain celana, ia mencoba memasang rivet (rivet adalah besi kecil mirip paku di bagian atas saku celana jeans) di beberapa titik yang dianggap mudah rusak seperti sudut saku dan bagian lainnya. Dengan begitu, Jacob berhasil membuat celana jeans untuk para penambang. Celana jahitan Jacob dan kain yang berasal dari Levi Strauss tersebut berhasil diminati oleh para penambang. Tanpa Levi Strauss, Jacob tidak dapat memproduksi celana jeans. Mereka berdua telah berjasa dalam pembuatan celana jeans. Levi Strauss turut memperkenalkan kain denim ke Amerika.
Keberhasilan Jacob dalam memproduksi celana jeans tidak ia sia-siakan begitu saja. Ia langsung mengajak Levi Strauss untuk berbisnis bersama. Ia mengirim surat penawaran kerjasama kepada Levi Strauss mengingat Levi telah berjasa dalam memproduksi kain denim. Levi yang juga memiliki jiwa dagang, segera menyepakati tawaran kerjasama dengan Jacob. Mereka berdua mendaftarkan hak paten celana jeans ke kantor paten Amerika Serikat pada tahun 1873 tepatnya pada tanggal 20 Mei. Setelah mematenkan bisnis, mereka berusaha mengembangkan produknya dengan memproduksi celana jeans rivet yang kemudian mereka produksi secara massal untuk dipatenkan. Jacob dan Levi menggunakan nama Levi Strauss & Co sebagai nama perusahaan milik mereka berdua.
Kepopuleran yang Sempat Surut
Perkembangan celana jeans semakin menarik perhatian banyak masyarakat khususnya pada tahun 1930-an. Celana jeans banyak digunakan sebagai pakaian kerja khususnya laki-laki. Kepopuleran celana jeans semakin meningkat terutama saat celana jeans dipopulerkan lewat film layar lebar yang tokohnya berperan sebagai cowboy yang menggunakan denim jeans karena jeans tidak gampang rusak saat mereka harus melewati semak berduri saat sedang menunggangi kudanya. Saat itulah merupakan tonggak kepopuleran jeans semakin banyak dikenal orang.
Perang dunia kedua tahun 1940-an berpengaruh terhadap perkembangan jeans. Selama masa perang tersebut, tingkat produksi celana jeans semakin turun secara drastis. Hal ini dikarenakan Amerika sedang sibuk dalam persiapan perang. Pada saat masa perang tersebut para prajurit Amerika menggunakan jeans sebagai pakaian santai, hal inilah yang membuat lahirnya kompetitor Levi dan Jacob seperti Lee dan Wrangler. Hingga pada akhirnya Levis terpaksa menutup 11 pabriknya karena penjualannya menurun dan karena ia tidak sanggup lagi memonopoli pasar jeans.
Jeans sebagai Salah Satu Fashion Favorit
Dengan banyaknya muncul perusahaan baru selain bisnis Levi dan Jacob, jeans tetap diminati banyak orang. Pada tahun 1955, jeans mencapai puncak ketenarannya saat James Dean memakai jeans di film Rebel without A Cause. Film tersebut menjadi simbol perlawanan kaum muda. Dengan populernya film ini maka otomatis jeans juga semakin populer. Pada tahun 1980-an, jeans mulai menjadi high fashion. Perancang fashion yang terkenal di dunia seperti Giorgio Armani, Versace, dan Calvin Klein mulai menciptakan berbagai jeans dengan style mereka masing-masing. Hingga hari ini jeans masih berkembang dan sudah sangat melekat dengan kebutuhan fashion masyarakat dunia. Tidak terkecuali masyarakat Indonesia, fashion jeans sudah menjadi budaya populer dan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari